Kata krisis berasal dari bahasa
Yunani krisis (kpion), yang berarti “keputusan”. Ketika krisis terjadi,
perusa-haan harus memutuskan apa yang harus dilakukan bergerak ke kiri, atau
bergeser ke kanan, ke bawah atau ke atas, bertarung atau melarikan diri. Dalam
bahasa Cina, krisis diucapkan dengan wei-ji dan mempun-yai dua arti,
yaitu “bahaya” dan “peluang”. Two side in the same coin.
Krisis
Public Relations adalah peristiwa, rumor, atau informasi yang mem-bawa pengaruh
buruk terhadap reputasi, citra, dan kredibilitas perusahaan. Banyak perusahaan
berpikir bahwa krisis Public Relations hanya akan menyerang perusa-haan besar,
padahal krisis dapat menyerang siapa aja, baik individu, organisasi, maupun
perusahaan,
Manajemen
krisis dan komunikasi krisis adalah dua hal yang sangat penting dalam Manajemen
Public Relations. Betapa tidak, krisis menempatkan brand, baik individu
maupun perusahaan di bawah “lampu sorot”. Banyak studi kasus yang telah membuktikan
bahwa krisis membangun perhatian luar biasa, dan komunikasi krisis yang baik
membuka kesempatan yang san-gat besar untuk membangun citra dan reputasi.
Sehubungan dengan masalah krisis,
orang yang mempunyai peranan penting untuk mengembalikan citra perusahaan yang
baik adalah seorang Public Relations (Humas). Seorang PR tidak hanya harus
mempunyai technical skill dan managerial skill dalam keadaan
normal, tapi PR juga harus memiliki kemampuan dalam mengantisipasi, menghadapi
atau menangani suatu krisis kepercayaan (crisis of trust) dan penurunan
citra (lost of image) yang terjadi. Selanjutnya merupakan tantangan
berat adalah pemulihan citra positif (recovery of image) masyarakat
terhadap kepercayaan perusahaan.
Krisis juga dianggap sebagai “turning
point in history life”, yaitu suatu titik balik dalam kehidupan yang
dampaknya memberikan pengaruh signifikan, kearah negatif maupun positif,
tergantung reaksi yang diperlihatkan oleh individu, kelompok masyarakat, atau
suatu bangsa.
Krisis dapat terjadi secara
alamiah, tidak terprediksi dan tidak selalu merupakan hal buruk. Hasil riset
menunjukkan hasil bahwa ternyata outcome dari situasi krisis memberikan
skor yang berimbang atau sama antara yang positif (seperti yang diharapkan) dan
yang negatif (yang tidak diharapkan). Dalam menghadapi krisis, optimisme untuk
menyusun langkah-langkah agar dapat keluar dari krisis merupakan modal utama.
Strategi
Public Relations dalam Merespons Krisis :
Perusahaan sebaiknya selalu
memiliki rencana dalam menghadapi krisis dan menghindari keputusan yang justru
akan mebuat perusahaan terperosok lebih jauh dalam krisis. Mereka harus tahu
skenario terburuk yang akan terjadi dan harus mempunyai contingency plan dalam
menghadapinya. Apabila pencegahan krisis tidak berhasil maka menurut enam
langkah berikut segera harus di ambil :
- Melakukan Penilaian yang objektif terhadap penyebab Krisis
- Menentukan apakah penyebab terjadinya krisis memiliki dampak jangka panjang atau hanyalah fenomena sesaat.
- Perhitungkan setiap kejadian dalam krisis dengan cermat sehingga setiap peristiwa yang terjadi dapat diantisipasi dengan baik.
- Memusatkan perhatian pada upaya menyelesaikan masalah.
- Memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk memperbaiki keadaan.
- Segera bertindak untuk melindungi cash flow perusahaan.
Faktor-faktor
penyebab krisis terjadi:
- Krisis karena bencana alam
- Krisis karena kecelakaan industri
- Krisis karena produknyayang kurang sempurna
- Krisis karena persepsi publik
- Krisis karena hubungan kerja yang buruk
- Krisis karena kesalahan strategi bisnis
- Krisis karena terkait masalah kriminal
- Krisis karena pergantian manajemen
- Krisis karena persaingan bisnis
- Krisis keuangan
- Krisis publik relation
- Krisis strategi.
0 komentar