Senin, 05 November 2018

Manajemen Krisis Dan Public Relation


Kata krisis berasal dari bahasa Yunani krisis (kpion), yang berarti “keputusan”. Ketika krisis terjadi, perusa-haan harus memutuskan apa yang harus dilakukan bergerak ke kiri, atau bergeser ke kanan, ke bawah atau ke atas, bertarung atau melarikan diri. Dalam bahasa Cina, krisis diucapkan dengan wei-ji dan mempun-yai dua arti, yaitu “bahaya” dan “peluang”. Two side in the same coin.

Krisis Public Relations adalah peristiwa, rumor, atau informasi yang mem-bawa pengaruh buruk terhadap reputasi, citra, dan kredibilitas perusahaan. Banyak perusahaan berpikir bahwa krisis Public Relations hanya akan menyerang perusa-haan besar, padahal krisis dapat menyerang siapa aja, baik individu, organisasi, maupun perusahaan,

Manajemen krisis dan komunikasi krisis adalah dua hal yang sangat penting dalam Manajemen Public Relations. Betapa tidak, krisis menempatkan brand, baik individu maupun perusahaan di bawah “lampu sorot”. Banyak studi kasus yang telah membuktikan bahwa krisis membangun perhatian luar biasa, dan komunikasi krisis yang baik membuka kesempatan yang san-gat besar untuk membangun citra dan reputasi.

Sehubungan dengan masalah krisis, orang yang mempunyai peranan penting untuk mengembalikan citra perusahaan yang baik adalah seorang Public Relations (Humas). Seorang PR tidak hanya harus mempunyai technical skill dan managerial skill dalam keadaan normal, tapi PR juga harus memiliki kemampuan dalam mengantisipasi, menghadapi atau menangani suatu krisis kepercayaan (crisis of trust) dan penurunan citra (lost of image) yang terjadi. Selanjutnya merupakan tantangan berat adalah pemulihan citra positif (recovery of image) masyarakat terhadap kepercayaan perusahaan.

Krisis juga dianggap sebagai “turning point in history life”, yaitu suatu titik balik dalam kehidupan yang dampaknya memberikan pengaruh signifikan, kearah negatif maupun positif, tergantung reaksi yang diperlihatkan oleh individu, kelompok masyarakat, atau suatu bangsa.

Krisis dapat terjadi secara alamiah, tidak terprediksi dan tidak selalu merupakan hal buruk. Hasil riset menunjukkan hasil bahwa ternyata outcome dari situasi krisis memberikan skor yang berimbang atau sama antara yang positif (seperti yang diharapkan) dan yang negatif (yang tidak diharapkan). Dalam menghadapi krisis, optimisme untuk menyusun langkah-langkah agar dapat keluar dari krisis merupakan modal utama.

Strategi Public Relations dalam Merespons Krisis :

Perusahaan sebaiknya selalu memiliki rencana dalam menghadapi krisis dan menghindari keputusan yang justru akan mebuat perusahaan terperosok lebih jauh dalam krisis. Mereka harus tahu skenario terburuk yang akan terjadi dan harus mempunyai contingency plan dalam menghadapinya. Apabila pencegahan krisis tidak berhasil maka menurut enam langkah berikut segera harus di ambil :
  1. Melakukan Penilaian yang objektif terhadap penyebab Krisis
  2. Menentukan apakah penyebab terjadinya krisis memiliki dampak jangka panjang atau hanyalah fenomena sesaat.
  3. Perhitungkan setiap kejadian dalam krisis dengan cermat sehingga setiap peristiwa yang terjadi dapat diantisipasi dengan baik.
  4. Memusatkan perhatian pada upaya menyelesaikan masalah.
  5. Memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk memperbaiki keadaan.
  6. Segera bertindak untuk melindungi cash flow perusahaan.

Faktor-faktor penyebab krisis terjadi:
  1. Krisis karena bencana alam
  2. Krisis karena kecelakaan industri
  3. Krisis karena produknyayang kurang sempurna
  4. Krisis karena persepsi publik
  5. Krisis karena hubungan kerja yang buruk
  6. Krisis karena kesalahan strategi bisnis
  7. Krisis karena terkait masalah kriminal
  8. Krisis karena pergantian manajemen
  9. Krisis karena persaingan bisnis
  10. Krisis keuangan
  11. Krisis publik relation
  12. Krisis strategi.


Penulis: Robi Atmaja


Load disqus comments

0 komentar