Krisis
manajemen dalam setiap perusahaan merupakan keadaan yang tak dapat dihindari.
Bagaimanapun juga suatu organisasi yang didalamnya terdapat stakeholder
internal maupun eksternal tentu tidak dapat luput dari situasi krisis. Meskipun
semua jenis organisasi rentan terhadap krisis, industri tertentu secara inheren lebih rentan terhadap krisis
(Boudreaux,2005:3). Persoalannya kemudian adalah bagaimana kemudian perusahaan
tersebut mampu memanajemen krisis yang terjadi. Sebab tidak semua mampu untuk
mengatasi krisis agar tidak berkembang menjadi konflik yang dapat merusak
perusahaan tersebut.
Krisis
manajemen merupakan situasi yang terjadi secara tiba tiba dan tak terduga
yang dapat mengancam keberlangsungan hidup dari stakeholder dan kemampuan
perusahaan untuk dapat menyelamatkan diri dari krisis. Karakteristik dari
krisis manajemen ini adalah adanya ketidakpastian, informasi yang tidak
memadai, lemahnya kontrol, pengamatan dari luar.
Ketika terjadi krisis, maka stakeholder adalah pihak yang
akan merasakan dampak tersbesar. Oleh sebab itu manajemen haruslah dapat
memberikan statement yang menunjukkan kepedulian dan keseriusan terhadap krisis
yang sedang terjadi. Pengelolaan krisis manajemen melewati tahapan-tahapan yaitu: before the crisis; during the crisis; after the crisis.
Before the crisis merupakan tahapan dimana krisis belum terjadi, namun
perlu dilakukan persiapan agar ketika terjadi krisis di kemudian hari semua
pihak terkait tahu apa yang harus dilakukan. Tahapan ini kemudian dibagi lagi
ke dalam dua bagian, pertama adalah persiapan. Dalam bagian ini manajemen
membentuk tim untuk krisis manajemen, kemudian meningkatkan dukungan manajemen
untuk rencana penangan krisis ini, hal yang paling penting kemudian dalam
bagian ini adalah mengidentifikasi kelemahan organisasi/perusahaan, terakhir
adalah melatih para staff untuk menghadapi krisis. Bagian kedua adalah
perencanaan, pada bagian ini manajemen sudah mulai membuat perencanaan pesan, menganalisis target audiens, menyusun suatu cara
untuk mengkomunikasikan pesan, menentukan tanggung jawab apakah yang dilakukan
oleh perusahaan pada saat krisis terjadi.
During the crisis merupakan tahapan yang terjadi ketika krisis sudah
terjadi dan mulai melibatkan pihak-pihak untuk mengatasi krisis yang sedang
menimpa organisasi/perusahaan. Ada tiga bagian yang dilakukan dalam tahapan
ini, pertama adalah mengumpulkan. Pada bagian ini manajemen melakukan
pengamatan latar belakang terhadap krisis yang terjadi, menetapkan juru bicara,
menemukan masalah jangka pendek maupun panjang. Bagian kedua adalah package dimana pada tahapan ini manajemen
menunjukkan informasi yang relevan dengan kondisi krisis yang terjadi,
mengatakan yang sejujurnya kepada stakeholder yang mengalami dampak dari krisis,
menempatkan diri sebagai pihak yang menjadi korban dari krisis yang dialami,
menunjukkan rasa simpati. Bagian ketiga adalah menyampaikan yang merupakan
bagian dimana pesan disampaikan secara tepat dan cepat, serta tegas kepada
media.
After the crisis merupakan tahapan terakhir ketika krisis telah
terjadi. Dalam tahapan ini, manajemen melakukan evaluasi atas strategi
penanganan krisis yang dilakukan apakah memang memberikan dampak yang
signifikan ataukah memang perlu pembenahan. Memberikan ucapan selamat kepada
semua pihak karena telah berhasil keluar dari masa krisis, dan terakhir adalah
melanjutkan kontrol kembali yaitu dengan melakukan scanning isu yang mungkin akan terjadi lagi.
Pentingnya
manajemen krisis bagi suatu perusahaan karena pada prakteknya manajemen krisis
memberikan perusahaan kemampuan untuk memberikan respon yang sistematis pada
saat terjadinya krisis. Respon tersebut memungkinkan perusahaan untuk tetap
melanjutkan pekerjaan sehari-hari selama krisis sedang dikelola karena
bagaimanapun juga krisis tidak dapat menghentikan aktivitas yang sebagaimana
mestinya di perusahaan. Lebih lanjut lagi, krisis manajemen yang sistematis
menciptakan deteksi awal atau sistem peringatan awal. Banyak krisis dapat
ditanggulangi, atau setidaknya diatasi dengan lebih efektif melalui investigasi
awal. Selain itu perusahaan harus memanfaatkan keahlian individu-individu yang
tepat dari berbagai bidang untuk merencanakan dan mengelola situasi krisis
(Darling, 1994;4).
Sumber:
Darling, John. 1994. Crisis Management
in International Business: Keys to Effective Decision
Making. Leadership
& Organization Development Journal, Vol. 15 No. 8, 1994, pp. 3-8 © MCB
University Press Limited, 0143-7739. P (4)
Boudreaux,Brian. 2005.Thesis. Exploring
a Multi-Stage Model of Crisis Management: Utilities, Hurricanes and Contigency.
Master of Arts in Mass Communication University in Florida.
Penulis: Denysa Astiti
0 komentar