Senin, 05 November 2018

MANAJEMEN KRISIS YANG DISEBABKAN OLEH PENCEMARAN LINGKUNGAN


Manajemen Krisis adalah proses yang membahas mengenai suatu organisasi yang bisa mengancam atau merugikan organisasi, stakeholder, dan masyarakat umum disekitarnya. Atau dapat juga disimpulkan sebagai sebuah keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, menilai, memahami, dan mengatasi situasi yang serius, terutama dari saat pertama kali terjadi sampai ke titik pemulihan kembali. 

Krisis adalah suatu darurat, tetapi semua darurat (emergency)  tidak dikatakan sebagai krisis. Jadi  esensi manajemen krisis adalah cara untuk menekankan  faktor ketidak pastian dan faktor risiko hingga tingkat serendah mungkin, dengan demikian akan lebih bisa  menampilkan sebanyak mungkin faktor kepastiannya. Sebenarnya yang disebut manajemen krisis itu diawali dengan langkah mengupayakan sebanyak mungkin informasi mengenai alternatif-alternatif, maupun mengenai probabilitas, bahkan jika mungkin mengenai kepastian tentang terjadinya, sehingga pengambilan keputusanan mengenai langkah-langkah yang direncanakan untuk ditempuh, dapat lebih didasarkan pada sebanyak mungkin dan selengkap mungkin serta setajam (setepat) mungkin informasinya. Tentu saja diupayakan dari sumber yang dapat diandalkan, sedangkan materinya juga menyandang bobot nalar yang cukup. Jadi manajemen krisis yang terjadi pada suatu perusahaan atau organisai biasanya di tangani oleh seorang  Public Relation atau praktisi Humas yang ada di perusahaan atau organisai tersebut, namun ada juga suatu perusahaan yang membentuk  langsusng tim Manajeme  krisis yang beranggotakan  tim  dari beberapa  fungsi untuk diberikan  pelatihan  terhadap  proses  manajemen krisis sehingga mampu untuk melakukan koordinasi upaya penanganan krisis dari masalah yang dihadapi

Salah satu yang meneyebabkan manajemen krisis pada suatu perusahaan adalah Krisis yang disebabkan faktor teknis ekonomis yang terjadi di luar perusahaan, yaitu Pencemaran Lingkungan yang Meluas. Sepertu studi kasus yang dikutip dari ( Jurnal Manajemen Krisis Pencemaran Lingkungan Oleh PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu(Studi Kasus Pada Kelurahan Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora) pernah terjadi Kondisi krisis yang disebabkan karena terjadinya konflik antara PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu  dengan  warga  Kelurahan  Ngelo,  Kecamatan  Cepu,  Kabupaten  Blora  akibat  pencemaran lingkungan  berupa  polusi  dan  bau  tidak  sedap  yang  berasal  dari  akitivas  operasi  di  PPP  (Pusat Penampung Produksi) Menggung.

Dalam mengatasi konflik yang terjadi  antara perusahaan dan warga  Kelurahan  Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora akibat pencemaran lingkungan. Langkah   penanggulangan   krisis   yang   dilakukan   PT Pertamina  EP  Asset  4  Field  Cepu  dalam  menangani  konflik  yang  terjadi  dengan  warga Kelurahan  Ngelo  akibat  pencemaran  lingkungan  yang  terjadi  melalui  pengecekan  langsung  di lapangan  PPP  (Pusat  Penampung  Produksi)  Menggung  pada  tahap  awal  terjadinya  krisis. Komunikasi  krisis  dibangun  oleh  PT  Pertamina  EP  Asset  4  Field  Cepu  pada  masyarakat  secara langsung,  disamping  pelaksanaan  upaya  penanganan  secara  operasional  selama  krisis  masih berlangsung  yaitu  dengan  menutup  tempat  penampungan  minyak  dan  melakukan  peninggian pagar  PPP  (Pusat  Penampung  Produksi)  Menggung.  Program –program  tanggung  jawab  sosial dilaksanakan  bagi  warga  Kelurahan  Ngelo  di  bidang kesehatan, infrastruktur,  lingkungan, pendidikan,  pemberdayaan  ekonomi,  dan  pendidikansaat  krisis  terjadi  (on  going  process) manajemen krisis. PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu menggunakan strategi corrective action(menjanjikan  perbaikan)  dan mortification(mengakui  kesalahan)untuk  membangun  kembali kerusakan   citra   organisai   yang   ditimbulkan   akibat   krisis   yang   terjadi   dengan   melakukan pertemuan bersama wakil warga Kelurahan Ngelo dan dialog dengan media massa.

Jadi dalam mengembalikan citra dan mengatasi krisis sebuah perusahaan atau organisasi, Perusahaan harus mampu bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut dengan mengambil langkah cepat dan tepat. Seperti yang sudah dijelaskan oleh contoh kasus di atas dalam mengatasi krisis terjadi tim manajemen dari PT Pertamina EP Asset 4 Fied Cepu mengambil tindakan yang sangat tepat dan cepat. Dan juga mengakui kesalahan untuk membangun kembali kerusakan citra yang ditimbulkan akibat krisis yang terjadi.

Dalam mengatasi suatu krisis, hal yang paling pertama kali dilakukan untuk mengembalikan citra suatu perusahaan atau organisasi yang mengakibatkan pencemaran lingkungan yaitu meminta maaf terlebih dahulu terhadap pihak-pihak yang terkait ataupun masyarakat yang terkena dampaknya. 

Jadi dalam penyelesaiannya manajemen krisis memiliki Alur Kerangka Penetapan Strategi Manajemen Krisis yaitu:

Sumber:
Bagan Disusun dari Teori Manajemen Krisis Steven Fink dan Rhenald Kasali


Penulis: Nurul Ayasa
ARTIKEL
MANAJEMEN KRISIS YANG DISEBABKAN OLEH PENCEMARAN LINGKUNGAN
Manajemen Krisis adalah proses yang membahas mengenai suatu organisasi yang bisa mengancam atau merugikan organisasi, stakeholder, dan masyarakat umum disekitarnya. Atau dapat juga disimpulkan sebagai sebuah keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, menilai, memahami, dan mengatasi situasi yang serius, terutama dari saat pertama kali terjadi sampai ke titik pemulihan kembali.
Krisis adalah suatu darurat, tetapi semua darurat (emergency) tidak dikatakan sebagai krisis. Jadi esensi manajemen krisis adalah cara untuk menekankan faktor ketidak pastian dan faktor risiko hingga tingkat serendah mungkin, dengan demikian akan lebih bisa menampilkan sebanyak mungkin faktor kepastiannya. Sebenarnya yang disebut manajemen krisis itu diawali dengan langkah mengupayakan sebanyak mungkin informasi mengenai alternatif-alternatif, maupun mengenai probabilitas, bahkan jika mungkin mengenai kepastian tentang terjadinya, sehingga pengambilan keputusanan mengenai langkah-langkah yang direncanakan untuk ditempuh, dapat lebih didasarkan pada sebanyak mungkin dan selengkap mungkin serta setajam (setepat) mungkin informasinya. Tentu saja diupayakan dari sumber yang dapat diandalkan, sedangkan materinya juga menyandang bobot nalar yang cukup. Jadi manajemen krisis yang terjadi pada suatu perusahaan atau organisai biasanya di tangani oleh seorang Public Relation atau praktisi Humas yang ada di perusahaan atau organisai tersebut, namun ada juga suatu perusahaan yang membentuk langsusng tim Manajeme krisis yang beranggotakan tim dari beberapa fungsi untuk diberikan pelatihan terhadap proses manajemen krisis sehingga mampu untuk melakukan koordinasi upaya penanganan krisis dari masalah yang dihadapi
Salah satu yang meneyebabkan manajemen krisis pada suatu perusahaan adalah Krisis yang disebabkan faktor teknis ekonomis yang terjadi di luar perusahaan, yaitu Pencemaran Lingkungan yang Meluas. Sepertu studi kasus yang dikutip dari ( Jurnal Manajemen Krisis Pencemaran Lingkungan Oleh PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu(Studi Kasus Pada Kelurahan Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora) pernah terjadi Kondisi krisis yang disebabkan karena terjadinya konflik antara PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dengan warga Kelurahan Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora akibat pencemaran lingkungan berupa polusi dan bau tidak sedap yang berasal dari akitivas operasi di PPP (Pusat Penampung Produksi) Menggung.
Dalam mengatasi konflik yang terjadi antara perusahaan dan warga Kelurahan Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora akibat pencemaran lingkungan. Langkah penanggulangan krisis yang dilakukan PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dalam menangani konflik yang terjadi dengan warga Kelurahan Ngelo akibat pencemaran lingkungan yang terjadi melalui pengecekan langsung di lapangan PPP (Pusat Penampung Produksi) Menggung pada tahap awal terjadinya krisis. Komunikasi krisis dibangun oleh PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu pada masyarakat secara langsung, disamping pelaksanaan upaya penanganan secara operasional selama krisis masih berlangsung yaitu dengan menutup tempat penampungan minyak dan melakukan peninggian pagar PPP (Pusat Penampung Produksi) Menggung. Program –program tanggung jawab sosial dilaksanakan bagi warga Kelurahan Ngelo di bidang kesehatan, infrastruktur, lingkungan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan pendidikansaat krisis terjadi (on going process) manajemen krisis. PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu menggunakan strategi corrective action(menjanjikan perbaikan) dan mortification(mengakui kesalahan)untuk membangun kembali kerusakan citra organisai yang ditimbulkan akibat krisis yang terjadi dengan melakukan pertemuan bersama wakil warga Kelurahan Ngelo dan dialog dengan media massa.
Jadi dalam mengembalikan citra dan mengatasi krisis sebuah perusahaan atau organisasi, Perusahaan harus mampu bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut dengan mengambil langkah cepat dan tepat. Seperti yang sudah dijelaskan oleh contoh kasus di atas dalam mengatasi krisis terjadi tim manajemen dari PT Pertamina EP Asset 4 Fied Cepu mengambil tindakan yang sangat tepat dan cepat. Dan juga mengakui kesalahan untuk membangun kembali kerusakan citra yang ditimbulkan akibat krisis yang terjadi.
Dalam mengatasi suatu krisis, hal yang paling pertama kali dilakukan untuk mengembalikan citra suatu perusahaan atau organisasi yang mengakibatkan pencemaran lingkungan yaitu meminta maaf terlebih dahulu terhadap pihak-pihak yang terkait ataupun masyarakat yang terkena dampaknya.
Jadi dalam penyelesaiannya manajemen krisis memiliki Alur Kerangka Penetapan Strategi Manajemen Krisis yaitu:
<![if !vml]>Oval: Langkah Mengelola 
Krisis
<![endif]>
<![if !vml]>
Oval: Meramalkan 
Tahapan Krisis
<![endif]> 

Sumber:
Bagan Disusun dari Teori Manajemen Krisis Steven Fink dan Rhenald Kasali
Load disqus comments

0 komentar