Manajemen
Krisis adalah proses yang membahas mengenai suatu organisasi yang bisa
mengancam atau merugikan organisasi, stakeholder, dan masyarakat umum
disekitarnya. Atau dapat juga disimpulkan sebagai sebuah keterampilan teknis
yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, menilai, memahami, dan mengatasi
situasi yang serius, terutama dari saat pertama kali terjadi sampai ke titik
pemulihan kembali.  
Krisis
adalah suatu darurat, tetapi semua darurat (emergency)  tidak dikatakan sebagai krisis. Jadi  esensi manajemen krisis adalah cara untuk
menekankan  faktor ketidak pastian dan
faktor risiko hingga tingkat serendah mungkin, dengan demikian akan lebih
bisa  menampilkan sebanyak mungkin faktor
kepastiannya. Sebenarnya yang disebut manajemen krisis itu diawali dengan
langkah mengupayakan sebanyak mungkin informasi mengenai alternatif-alternatif,
maupun mengenai probabilitas, bahkan jika mungkin mengenai kepastian tentang
terjadinya, sehingga pengambilan keputusanan mengenai langkah-langkah yang
direncanakan untuk ditempuh, dapat lebih didasarkan pada sebanyak mungkin dan
selengkap mungkin serta setajam (setepat) mungkin informasinya. Tentu saja
diupayakan dari sumber yang dapat diandalkan, sedangkan materinya juga
menyandang bobot nalar yang cukup. Jadi manajemen krisis yang terjadi pada
suatu perusahaan atau organisai biasanya di tangani oleh seorang  Public Relation atau praktisi Humas yang ada
di perusahaan atau organisai tersebut, namun ada juga suatu perusahaan yang
membentuk  langsusng tim Manajeme  krisis yang beranggotakan  tim 
dari beberapa  fungsi untuk diberikan  pelatihan 
terhadap  proses  manajemen krisis sehingga mampu untuk
melakukan koordinasi upaya penanganan krisis dari masalah yang dihadapi
Salah
satu yang meneyebabkan manajemen krisis pada suatu perusahaan adalah Krisis
yang disebabkan faktor teknis ekonomis yang terjadi di luar perusahaan, yaitu
Pencemaran Lingkungan yang Meluas. Sepertu studi kasus yang dikutip dari (
Jurnal Manajemen Krisis Pencemaran Lingkungan Oleh PT Pertamina EP Asset 4
Field Cepu(Studi Kasus Pada Kelurahan Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora)
pernah terjadi Kondisi krisis yang disebabkan karena terjadinya konflik antara
PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu 
dengan  warga  Kelurahan 
Ngelo,  Kecamatan  Cepu, 
Kabupaten  Blora  akibat 
pencemaran lingkungan  berupa  polusi 
dan  bau  tidak 
sedap  yang  berasal 
dari  akitivas  operasi 
di  PPP  (Pusat Penampung Produksi) Menggung. 
Dalam
mengatasi konflik yang terjadi  antara
perusahaan dan warga  Kelurahan  Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora akibat
pencemaran lingkungan. Langkah  
penanggulangan   krisis   yang  
dilakukan   PT Pertamina  EP 
Asset  4  Field 
Cepu  dalam  menangani 
konflik  yang  terjadi 
dengan  warga Kelurahan  Ngelo 
akibat  pencemaran  lingkungan 
yang  terjadi  melalui 
pengecekan  langsung  di lapangan 
PPP  (Pusat  Penampung 
Produksi)  Menggung  pada  tahap  awal 
terjadinya  krisis. Komunikasi  krisis 
dibangun  oleh  PT 
Pertamina  EP  Asset 
4  Field  Cepu 
pada  masyarakat  secara langsung,  disamping 
pelaksanaan  upaya  penanganan 
secara  operasional  selama 
krisis  masih berlangsung  yaitu 
dengan  menutup  tempat 
penampungan  minyak  dan 
melakukan  peninggian pagar  PPP 
(Pusat  Penampung  Produksi) 
Menggung.  Program –program  tanggung 
jawab  sosial dilaksanakan  bagi 
warga  Kelurahan  Ngelo 
di  bidang kesehatan,
infrastruktur,  lingkungan, pendidikan,  pemberdayaan 
ekonomi,  dan  pendidikansaat  krisis  terjadi 
(on  going  process) manajemen krisis. PT Pertamina EP
Asset 4 Field Cepu menggunakan strategi corrective action(menjanjikan  perbaikan) 
dan mortification(mengakui 
kesalahan)untuk  membangun  kembali kerusakan   citra  
organisai   yang   ditimbulkan  
akibat   krisis   yang  
terjadi   dengan   melakukan pertemuan bersama wakil warga
Kelurahan Ngelo dan dialog dengan media massa.
Jadi
dalam mengembalikan citra dan mengatasi krisis sebuah perusahaan atau
organisasi, Perusahaan harus mampu bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan
yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut dengan mengambil langkah cepat dan
tepat. Seperti yang sudah dijelaskan oleh contoh kasus di atas dalam mengatasi
krisis terjadi tim manajemen dari PT Pertamina EP Asset 4 Fied Cepu mengambil
tindakan yang sangat tepat dan cepat. Dan juga mengakui kesalahan untuk
membangun kembali kerusakan citra yang ditimbulkan akibat krisis yang terjadi.
Dalam
mengatasi suatu krisis, hal yang paling pertama kali dilakukan untuk
mengembalikan citra suatu perusahaan atau organisasi yang mengakibatkan
pencemaran lingkungan yaitu meminta maaf terlebih dahulu terhadap pihak-pihak
yang terkait ataupun masyarakat yang terkena dampaknya.  
Jadi dalam
penyelesaiannya manajemen krisis memiliki Alur Kerangka Penetapan Strategi Manajemen Krisis yaitu:
Sumber:
Bagan
Disusun dari Teori Manajemen Krisis Steven Fink dan Rhenald Kasali
Penulis: Nurul Ayasa
ARTIKEL
MANAJEMEN
KRISIS YANG DISEBABKAN OLEH PENCEMARAN LINGKUNGAN
Manajemen
Krisis adalah proses yang membahas mengenai suatu organisasi yang bisa
mengancam atau merugikan organisasi, stakeholder, dan masyarakat umum
disekitarnya. Atau dapat juga disimpulkan sebagai sebuah keterampilan teknis
yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, menilai, memahami, dan mengatasi
situasi yang serius, terutama dari saat pertama kali terjadi sampai ke titik
pemulihan kembali.  
Krisis
adalah suatu darurat, tetapi semua darurat (emergency)  tidak dikatakan sebagai krisis. Jadi  esensi manajemen krisis adalah cara untuk
menekankan  faktor ketidak pastian dan
faktor risiko hingga tingkat serendah mungkin, dengan demikian akan lebih
bisa  menampilkan sebanyak mungkin faktor
kepastiannya. Sebenarnya yang disebut manajemen krisis itu diawali dengan
langkah mengupayakan sebanyak mungkin informasi mengenai alternatif-alternatif,
maupun mengenai probabilitas, bahkan jika mungkin mengenai kepastian tentang
terjadinya, sehingga pengambilan keputusanan mengenai langkah-langkah yang
direncanakan untuk ditempuh, dapat lebih didasarkan pada sebanyak mungkin dan
selengkap mungkin serta setajam (setepat) mungkin informasinya. Tentu saja
diupayakan dari sumber yang dapat diandalkan, sedangkan materinya juga
menyandang bobot nalar yang cukup. Jadi manajemen krisis yang terjadi pada
suatu perusahaan atau organisai biasanya di tangani oleh seorang  Public Relation atau praktisi Humas yang ada
di perusahaan atau organisai tersebut, namun ada juga suatu perusahaan yang
membentuk  langsusng tim Manajeme  krisis yang beranggotakan  tim 
dari beberapa  fungsi untuk diberikan  pelatihan 
terhadap  proses  manajemen krisis sehingga mampu untuk
melakukan koordinasi upaya penanganan krisis dari masalah yang dihadapi
Salah
satu yang meneyebabkan manajemen krisis pada suatu perusahaan adalah Krisis
yang disebabkan faktor teknis ekonomis yang terjadi di luar perusahaan, yaitu
Pencemaran Lingkungan yang Meluas. Sepertu studi kasus yang dikutip dari (
Jurnal Manajemen Krisis Pencemaran Lingkungan Oleh PT Pertamina EP Asset 4
Field Cepu(Studi Kasus Pada Kelurahan Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora)
pernah terjadi Kondisi krisis yang disebabkan karena terjadinya konflik antara
PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu 
dengan  warga  Kelurahan 
Ngelo,  Kecamatan  Cepu, 
Kabupaten  Blora  akibat 
pencemaran lingkungan  berupa  polusi 
dan  bau  tidak 
sedap  yang  berasal 
dari  akitivas  operasi 
di  PPP  (Pusat Penampung Produksi) Menggung. 
Dalam
mengatasi konflik yang terjadi  antara
perusahaan dan warga  Kelurahan  Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora akibat
pencemaran lingkungan. Langkah  
penanggulangan   krisis   yang  
dilakukan   PT Pertamina  EP 
Asset  4  Field 
Cepu  dalam  menangani 
konflik  yang  terjadi 
dengan  warga Kelurahan  Ngelo 
akibat  pencemaran  lingkungan 
yang  terjadi  melalui 
pengecekan  langsung  di lapangan 
PPP  (Pusat  Penampung 
Produksi)  Menggung  pada  tahap  awal 
terjadinya  krisis. Komunikasi  krisis 
dibangun  oleh  PT 
Pertamina  EP  Asset 
4  Field  Cepu 
pada  masyarakat  secara langsung,  disamping 
pelaksanaan  upaya  penanganan 
secara  operasional  selama 
krisis  masih berlangsung  yaitu 
dengan  menutup  tempat 
penampungan  minyak  dan 
melakukan  peninggian pagar  PPP 
(Pusat  Penampung  Produksi) 
Menggung.  Program –program  tanggung 
jawab  sosial dilaksanakan  bagi 
warga  Kelurahan  Ngelo 
di  bidang kesehatan,
infrastruktur,  lingkungan, pendidikan,  pemberdayaan 
ekonomi,  dan  pendidikansaat  krisis  terjadi 
(on  going  process) manajemen krisis. PT Pertamina EP
Asset 4 Field Cepu menggunakan strategi corrective action(menjanjikan  perbaikan) 
dan mortification(mengakui 
kesalahan)untuk  membangun  kembali kerusakan   citra  
organisai   yang   ditimbulkan  
akibat   krisis   yang  
terjadi   dengan   melakukan pertemuan bersama wakil warga
Kelurahan Ngelo dan dialog dengan media massa.
Jadi
dalam mengembalikan citra dan mengatasi krisis sebuah perusahaan atau
organisasi, Perusahaan harus mampu bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan
yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut dengan mengambil langkah cepat dan
tepat. Seperti yang sudah dijelaskan oleh contoh kasus di atas dalam mengatasi
krisis terjadi tim manajemen dari PT Pertamina EP Asset 4 Fied Cepu mengambil
tindakan yang sangat tepat dan cepat. Dan juga mengakui kesalahan untuk
membangun kembali kerusakan citra yang ditimbulkan akibat krisis yang terjadi.
Dalam
mengatasi suatu krisis, hal yang paling pertama kali dilakukan untuk
mengembalikan citra suatu perusahaan atau organisasi yang mengakibatkan
pencemaran lingkungan yaitu meminta maaf terlebih dahulu terhadap pihak-pihak
yang terkait ataupun masyarakat yang terkena dampaknya.  
Jadi
dalam penyelesaiannya manajemen krisis memiliki Alur Kerangka Penetapan
Strategi Manajemen Krisis yaitu:
<![if !vml]>
<![endif]> 
<![endif]> 
<![if !vml]>
<![endif]>  
![]()  | 
 |||||
![]()  | 
 |||||
Sumber:
Bagan
Disusun dari Teori Manajemen Krisis Steven Fink dan Rhenald Kasali




0 komentar