Kamis, 01 November 2018

10 Tanda Sebuah Perusahaan Akan Bangkrut, Introspeksi dari Pailitnya Sariwangi


Tepat pada tanggal 16 Oktober 2018 produsen teh PT Sariwangi Agricultural Estates Agency (Sariwangi A.E.A) dan anak perusahaannya yaitu PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung (Indorub), akhirnya dinyatakan pailit oleh pengadilan setelah terjerat utang yang sangat besar.

Menurut Hakim Ketua Abdul Kohar dalam pertimbangannya pada waktu itu, wanprestasi karena kedua perseroan lalai melakukan pembayaran cicilan utang bunga. Sampai dengan jatuh waktu 20 Maret 2017, Sariwangi A.E.A dan juga Indorub, tidak bisa membuktikan telah menunaikan kewajibannya kepada PT Bank ICBC Indonesia (ICBC) selaku pemohon. Sariwangi A.E.A tidak menjalankan kewajiban membayar utang bunga senilai $416 ribu (6,2 miliar Rupiah) dan Indorub senilai $42 ribu (63 juta Rupiah) kepada ICBC. Untuk lengkapnya mengenai sengketa utang tersebut bisa dibaca disini.

Pada umumnya kebangkrutan pada sebuah perusahaan tidak mendadak terjadi begitu saja. Tetapi didahului oleh banyak hal sebagai peringatan dan tanda-tanda bahwa perusahaan itu sedang sakit.
Ibarat sakit, selalu dimulai dari gejala-gejala dan kemudian lama-lama menjadi berat jika tidak ditangani gejala-gejala tersebut. Bahkan kalau penanganannya keliru bisa memperbejar penyakitnya, hingga pada kematian.

Dalam buku Enterpreneurship, 7th edition 2017, Hisrich dan Peters mengidentifikasi ada 10 tanda-tanda yang harus diwaspadai bahwa perusahaan akan dan sedang menuju kepada kebangkrutan, yaitu diantaranya:

1.        Manajemen keuangan menjadi tidak ketat, sehingga tidak seorangpun dapat menjelaskan penggunaan uangnya.
2.        Para direktur tidak dapat mendokumentasikan atau menjelaskan transaksi-transaksi utama.
3.        Para pelanggan diberikan diskon besar-besaran untuk meningkatkan pembayaran akibat arus kas yang buruk.
4.        Berbagi kontrak diterima di bawah jumlah standard untuk menghasilkan uang tunai.
5.        Bank meminta penangguhan pinjaman-pinjamannya.
6.        Personnel penting meninggalkan perusahaan.
7.        Bahan-bahan untuk memenuhi pesanan kurang.
8.        Pajak penghasilan tidak dibayar.
9.        Para pemasok meminta pembayaran secara tunai.
10.    Keluhan-keluhan pelanggan mengenai kualitas pelayanan dan produk meningkat.

Sepuluh tanda diatas lebih dari cukup untuk sekedar mengingatkan pimpinan atau CEO sebuah perusahaan untuk memberikan dan fokus pada tanda-tanda yang ada. Secara umum, berbicara tentang perusahaan yang bangkrut dan pailit, selalu didominasi oleh masalah keuangan, khususnya cashflow yang tidak sehat dan tidak mampu memenuhi kebutuhan operasi perusahaan.

Kasus pailit dan bangkrutnya PT Teh Sariwangi yang sudah berumur 56 tahun, merupakan jaminan kaya akan pengalaman atau banyak makan asam garam. Tidak mungkin harusnya tidak paham dengan tanda-tanda sebuah kebangkrutan. Apalagi dalam industri produksi teh ini persaingannya tidak sekejam seperti persaingan di industri lainnya.

Mungkinkah ada faktor lain yang menyebabkan perusahaan besar ini menjadi bangkrut dan pailit? Jika ada mungkin dapat menjadi objek kajian studi untuk kepentingan ilmu manajemen dan organisasi serta manajemen keuangan.


Penulis: Rahmatang

Load disqus comments

0 komentar