Senin, 05 November 2018

Peran Media Relations di Masa Krisis


Isu adalah suara negatif/miring baik di masyarakat ataupun di media massa tentang organisasi atau perusahaan kita, tapi belum memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja organisasi.  Apabila tidak dikelola dengan baik, suatu isu kemungkinannya akan bisa berpengaruh pada kinerja organisasi atau perusahaan (demonstrasi, mogok kerja, dll). Dengan demikian maka isu tersebut telah berubah menjadi krisis. Selain dapat menimbulkan kerugian secara material, seperti menurunnya kinerja yang berakibat pada penurunan omset penjualan, krisis juga bisa berdampak kepada merosotnya atau bahkan rusaknya citra organisasi atau perusahaan di mata publiknya.  Krisis adalah situasi yang merupakan titik balik (turning point) yang dapat membuat sesuatu tambah baik atau tambah buruk.

Manajemen krisis adalah proses yang membahas organisasi dengan sebuah peristiwa besar yang mengancam merugikan organisasi, stakeholders, atau masyarakat umum. Ada tiga elemen yang paling umum untuk mendefinisi krisis: ancaman bagi organisasi, unsur kejutan, dan keputusan waktu singkat. Berbeda dengan manajemen risiko, yang melibatkan menilai potensi ancaman dan menemukan cara terbaik untuk menghindari ancaman. Sementara manajemen krisis berurusan dengan ancaman yang telah terjadi. Jadi manajemen krisis dalam pengertian yang lebih luas merupakan sebuah keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, menilai, memahami, dan mengatasi situasi yang serius, terutama dari saat pertama kali terjadi sampai ke titik pemulihan kembali.

Media Relations adalah aktivitas komunikasi public relations/humas untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang. (Wardhani, 2008:9). Media massa atau pers itu mempunyai kekuatan yang dahsyat. Sampai-sampai Napoleon Bonaparte pernah mengatakan “jika media dibiarkan saja, saya tidak akan bisa berkuasa lebih dari tiga bulan” ini membuktikan bahwa media mempunyai kekuatan yang besar. Oleh sebab itu, media relations sangat memiliki peran yang penting dalam suatu perusahaan/lembaga yang mengalami krisis. Karena dengan media suatu krisis dapat meredam, bahkan sebaliknya. Isu yang berkembang bisa menjadi krisis yang besar disebabkan oleh media.

Di era informasi seperti sekarang ini semua aspek kehidupan tidak dapat dilepaskan dari media. Ketergantungan akan media sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup manusia, karena media merupakan sumber dan pengolah informasi yang dibutuhkan masyarakat. Bahkan menurut Dennis McQuill media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif .

Informasi yang disajikan media telah cukup membantu dalam memenuhi keingintahuan orang terhadap suatu hal atau kejadian yang sedang berlangsung sekalipun tidak bisa merasakan atau melihat langsung. Dalam konteks informasi yang berkaitan dengan krisis, tentu saja intensitas perhatian orang akan meningkat dan akan selalu mengikuti informasi perkembangannya. Dalam hal ini, media akan menjadi satu-satunya sumber informasi untuk mengumpulkan, mengolah dan bahkan menafsirkan informasi. Karena sebagai satu-satunya sumber, media bebas mengarahkan kemana informasi ini ingin dibentuk apakah untuk membangun solidaritas, simpati, membangun kesadaran bersama (being together), atau mereduksi ketidaktentuan (uncertainity) dan ketakutan (fear) masyarakat . Tentu saja hal itu tergantung pada jenis dan macam krisis yang terjadi. Namun yang jelas bahwa informasi yang berkaitan dengan krisis media mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk opini dan simpati publik.

Penelitian mengenai peran media massa di masa krisis telah banyak dilakukan oleh banyak ahli terutama ketika krisis sedang berlangsung. Pemberitaan media mengenai krisis yang tengah berlangsung sangat dibutuhkan banyak orang karena kemampuannya menyajikan informasi, interpretasi dan membangun solidaritas. Fungsi solidaritas yang dibangun oleh media dipandang tidak sekedar memerankan fungsi pengawas (watchdog) selama krisis berlangsung, namun juga fungsi membangun kesadaran tanggungjawab sosial (sosial responsibilty) di antara publik.

Sebagai satu-satunya sumber informasi, media bebas mengarahkan kemana informasi ini ingin dibentuk apakah untuk membangun solidaritas, simpati, membangun kesadaran bersama (being together), atau mereduksi ketidaktentuan (uncertainity) dan ketakutan. Pemberitaan media mengenai krisis yang tengah. berlangsung sangat dibutuhkan banyak orang karena kemampuannya menyajikan informasi, interpretasi dan membangun solidaritas. Fungsi solidaritas yang dibangun oleh media dipandang tidak sekedar memerankan fungsi pengawas (watchdog) selama krisis berlangsung, namun juga fungsi membangun kesadaran tanggungjawab sosial (sosial responsibilty) diantara publik.

Peran humas di masa krisis terhadap media sebelum krisis terjadi:
  1. Memahami kebutuhan media
  2. Memegang informasi terbaru tentang perusahaan
  3. Memiliki kliping perusahaan


Peran humas di masa krisis terhadap media saat krisis terjadi:
  1. Bertemu dengan koordinator penanganan krisis untuk memperoleh informasi paling akhir tentang krisis
  2. Berkonsultasi dengan tim media relations untuk menentukan peryataan apa yang hendak disampaikan ke media
  3. Menangani krisis secara profesional dengan koordinasi
  4. Menekankan sisi positif untuk semua pernyataan ke media


Peran humas di masa krisis terhadap media setelah krisis terjadi:
  1. Menyususn langkah untuk membangun atau meningkatkan reputasi
  2. Membuat siaran pers atau iklan yang menyatakan permohonan maaf dan rasa duka cita yang mendalam


Penulis: Devi Sundari

Load disqus comments

0 komentar